Assalamualaikum wr. Wb??? Jawab dulu dong? ini lanjutan dari artikel yang CARA JITU MENUMPAS DEMAM?YA DEMAM PANGGUNG (nervous/grogi)
Waduh waduh, udah ga aneh lagi ya dengan kata “GALAU”
mah. Setiap orang pasti mearasakannya apalagi anak muda zaman sekarang, udah ga
heran lagi. Sampe sekarang juga obatnya belum ditemukan oleh para dokter maupun
peneliti tapi pencegahnya ada ni sobat!!. Nah disini saya mau coba berbagi
pengetahuan tentang penyebab galalu. Cekidot !!!!
A. Pengertian GALAU
Apa sih galau
teh?? Galau teh merasa hampa, jenuh, risau, lah pokoknya mah perasaan bosen
terhadap sesuatu. Bahkan bisa menimbulkan kematian, alias bunuh diri(bagi yang
ga punya imantuh mah)
Dalam QS.
Ali-imran(3) : 14 yang artinya “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternah dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia dan disisi Allah lah
tempat kembali yang baik (syurga).
Dalam konteks
surat Ali-imran tersebut dapat dikutip bahwa “Galau itu adalah cinta/kecintaan, dan cinta berada didalam hati,
karna cinta memiliki arti “segala sesuatu yang kita anggap penting dan kita
pentingkan”.
Cinta itu BUTA
!!!
Laksana seekor
kuda yang berjalan memasuki celah sempit tak berujung, dia sulit untuk
berbalik, tetapi perjalanan pun tanpa akhir.
Kenapa seperti
itu? Karna ketika cinta/kecintaan itu tidak tercapai/setelah dapat kemudian
kehilangan, kita akan merasakan betapa sakitnya, tidak bisa mengulang kembali
ke awal sebelum merasa, dan berat untuk melanjutkan merasa sakit itu.
“sesungguhnya
didalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh tubuh akan baik pula dan jika ia
rusak maka rusaklah pula seluruh tubuh. Ketahuilah segumpal daging itu adalah
hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, ayo bangun
cinta yang benar pada hati kita sob!!! Jangan sampe salah terus ujungnya
penyesalan yang terjadi.Sekarang saya mau gambaran tentang hati yang isinya
cinta nih?hah
B.
Gambaran hati
Pada dasarnya hati terbagi menjadi 3
lapisan yaitu lapisan paling luar (pikiran), lapisan tengah (perasaan), lapisan
dalam (qalbu).
1. Pikiran
Lapisan ini adalah lapisan yang pertama
kali menerima informasi dari indera kita sebelum diteruskan ke lapisan
berikutnya seperti mata, telinga, mulut,
dll.
Nah disinilah lapisan pertama yang membuat kita galau,
karena informasi yang kita dapat hanya kita pikirkan saja, tanpa ada
perbandingan atau pertimbangan terlebih dahulu, sifatnya sensitif. Agar dapat
dicerna baik dan dapat diteruskan ke lapisan berikutnya maka caranya yaitu
berpikir positif terhadap apa yang kita alami dengan begitu kita akan selalu
mensyukuri apapun yang terjadi pada diri kita.
2. Perasaan
Lapisan ini adalah lapisan dimana kita
mulai mempertimbangkan baik buruknya sesuatu hal. Lapisan ini melakukan
perbandingan saat menghadapi pilihan.
Lapisan ini juga bisa membuat kita galau, knp? Karna
biila informasi yang kita terima hanya sampai lapisan ini tentu jika terjadi
salah paham maka mudah sekali tersinggung dan memvonis orang lain.
3. Qalbu
Nah inilah lapisan yang sempurna,
tempatnya iman. Segala sesuatu hal yang
diterima oleh lapisan ini maka akan tenang, karena pada lapisan ini semua hal
yang terjadi it akan dikembalikan pemikiran dan perasaannya kepada Allah. Dia
percaya akan pertolongan Allah, dia yakin semua yang terjadi didalam hidupnya
itu qudrah dan iradah Allah.
“orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah lah hati menjadi tentram”. (QS. Ar-ra’du :28)
Nah, sobat sekalian mari kita telaah hati kita. Apa yang kiata lakukan
itulah cerminan hati kita. Jangan kita hadapi hidup dengan lapisan hati yang
pertama dan kedua saja tetapi lapisan ketiga juga. Karna dengan begitu kita
akan positif thinking terhadap apa yang terjadi sehingga kita tidak GALAU lagi
sob. Mungkin itu saja yang bisa saya share kepa sobat sekalian. Semua kesalahan
datangnya dari diri saya pribadi dan kebenaran itu hanyalah milik Allah SWT.
this artikel for Deva ardiansyah
this artikel for Deva ardiansyah