Mari kita simak pendapat Anis
Matta tentang iman dan pengaruhnya berikut ini:
Iman adalah
sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bergerak
menyemai kebaikan, kebenaran, dan keindahan dalam zaman kehidupan, atau bergerak
mencegah kejahatan, kebathilan dan kerusakan di permukaan bumi. Iman adalah
gelora yang memberikan inspirasi kepada pikiran-pikiran kita, maka lahirlah
“bashirah”. Iman adalah cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa kita, maka
lahirlah “taqwa”. Iman adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita,
maka lahirlah “harakah”. Iman menentramkan perasaan, menguatkan tekad dan
menggerakan raga kita.
Iman mengubah
individu menjadi baik, dan kebaikan individu menjalar dalam kehidupan
masyarakat, maka masyarakat menjadi erat dan dekat. Yang kaya di antara mereka
menjadi dermawan, yang miskin menjadi “iffah” (menjaga kehormatan dan harga
diri), yang berkuasa menjadi adil, yang ulama menjadi taqwa, yang kuat menjadi
penyayang, yang pintar menjadi rendah hati, yang bodoh menjadi pembelajar.
Ibadah mereka menjadi sumber kekuatan dan kemudahan, kesenian menjadi sumber
inspirasi dan semangat kehidupan.
Jika anda
bertanya, mengapa Bilal dapat bertahan dibawah tekanan batu karang raksasa
dengan terik matahari padang pasir yang membakar tubuh? Mengapa ia membunuh
majikannya dalam perang badar? Mengapa ia yang tadinya seorang budak bisa
berubah menjadi pembesar islam? Lalu, mengapa Abu Bakar yang lembut menjadi
sangat keras dan tegar saat perang riddah? Mengapa Umar bin Khattab yang
terhormat mau dengan suka rela membawa handum kerumah sorang perempuan miskin dimalam hari? Mengapa
Khalid bin Walid lebih menyukai malam-malam dingin dalam jihad di sabilillah
dari pada seorang perempuan cantik di malam pengantin? Mengapa
Ali bin Abi Thalib mau memakai selimut Rasulullah saw. Dan tidur diatas kasur
beliau saat dikepung menjelang hijrah, atau
hadir di pengadilan saat beliau menjadi khilafah untuk diperkarakan
dengan seorang warganya yang yahudi? Mengapa pula Utsman bin Affan bersedia
menginfaqan seluruh hartanya, bahkan membiayai sebuah peperangan dimasa
Rasulullah seorang diri? Jawaban semua pertanyaan itu ada disisni “IMAN”.
Sejarah islam
sepanjang lima belas abad ini mencatat, kaum muslimin meraih kemenangan-kemenangan
dalam berbagai peperangan, menciptakan
kemakmuran dan keadilan, mengembangkan berbagai macam ilmu pengetahuan dalam peradaban. Apa
yang membuat mereka mencapai semua itu? Itulah saat dimana iman mewarnai
seluruh aspek kepribadian setiap individu muslim dan mewarnai seluruh aspek
kehidupan.
Tetapi sejarah
juga menorehkan luka, pasukan Tartar membantai 80.000 orang kaum muslimin di
Baghdad, pasukan Salib menguasai Al Quds
selama 90 tahun, surga Andalusia hilang dari genggaman kaum muslimin dan direbut
kembali oleh kaum salib, khilafah Utsmaniyah diturki dihancurkan ini? Itulah
saat dimana iman hanya menjadi ucapan lisan dan tidak mempunyai hakikat didalam
jiwa dan pikiran, tidak memberi vitalitas dan dinamika dalam kehidupan, lalu
tenggelam dalam lumpur syahwat. Karena itulah penguasa mereka menjadi zalim,
orang kaya menjadi pelit, orang miskin menjadi pengkhianat, dan tentara mereka
tidak punya nyali!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar