Rabu, 14 Agustus 2013

KEAJAIBAN IMAN



Mari kita simak pendapat Anis Matta tentang iman dan pengaruhnya berikut ini:
Iman adalah sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bergerak menyemai kebaikan, kebenaran, dan keindahan dalam zaman kehidupan, atau bergerak mencegah kejahatan, kebathilan dan kerusakan di permukaan bumi. Iman adalah gelora yang memberikan inspirasi kepada pikiran-pikiran kita, maka lahirlah “bashirah”. Iman adalah cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa kita, maka lahirlah “taqwa”. Iman adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita, maka lahirlah “harakah”. Iman menentramkan perasaan, menguatkan tekad dan menggerakan raga kita.
Iman mengubah individu menjadi baik, dan kebaikan individu menjalar dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat menjadi erat dan dekat. Yang kaya di antara mereka menjadi dermawan, yang miskin menjadi “iffah” (menjaga kehormatan dan harga diri), yang berkuasa menjadi adil, yang ulama menjadi taqwa, yang kuat menjadi penyayang, yang pintar menjadi rendah hati, yang bodoh menjadi pembelajar. Ibadah mereka menjadi sumber kekuatan dan kemudahan, kesenian menjadi sumber inspirasi dan semangat kehidupan.
Jika anda bertanya, mengapa Bilal dapat bertahan dibawah tekanan batu karang raksasa dengan terik matahari padang pasir yang membakar tubuh? Mengapa ia membunuh majikannya dalam perang badar? Mengapa ia yang tadinya seorang budak bisa berubah menjadi pembesar islam? Lalu, mengapa Abu Bakar yang lembut menjadi sangat keras dan tegar saat perang riddah? Mengapa Umar bin Khattab yang terhormat mau dengan suka rela membawa handum kerumah  sorang perempuan miskin dimalam hari? Mengapa Khalid bin Walid lebih menyukai malam-malam dingin dalam jihad di sabilillah dari pada  seorang  perempuan cantik di malam pengantin? Mengapa Ali bin Abi Thalib mau memakai selimut Rasulullah saw. Dan tidur diatas kasur beliau saat dikepung menjelang hijrah, atau  hadir di pengadilan saat beliau menjadi khilafah untuk diperkarakan dengan seorang warganya yang yahudi? Mengapa pula Utsman bin Affan bersedia menginfaqan seluruh hartanya, bahkan membiayai sebuah peperangan dimasa Rasulullah seorang diri? Jawaban semua pertanyaan itu ada disisni “IMAN”.
Sejarah islam sepanjang lima belas abad ini mencatat, kaum muslimin meraih kemenangan-kemenangan dalam berbagai peperangan,  menciptakan kemakmuran dan keadilan, mengembangkan berbagai  macam ilmu pengetahuan dalam peradaban. Apa yang membuat mereka mencapai semua itu? Itulah saat dimana iman mewarnai seluruh aspek kepribadian setiap individu muslim dan mewarnai seluruh aspek kehidupan.
Tetapi sejarah juga menorehkan luka, pasukan Tartar membantai 80.000 orang kaum muslimin di Baghdad, pasukan  Salib menguasai Al Quds selama 90 tahun, surga Andalusia hilang dari genggaman kaum muslimin dan direbut kembali oleh kaum salib, khilafah Utsmaniyah diturki dihancurkan ini? Itulah saat dimana iman hanya menjadi ucapan lisan dan tidak mempunyai hakikat didalam jiwa dan pikiran, tidak memberi vitalitas dan dinamika dalam kehidupan, lalu tenggelam dalam lumpur syahwat. Karena itulah penguasa mereka menjadi zalim, orang kaya menjadi pelit, orang miskin menjadi pengkhianat, dan tentara mereka tidak punya nyali!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar