Suatu hari,
Amirul mukminin atau Umar bin Khathab
r.a, Khulafaur Rasyidin kedua, melakukan inspeksi rutin seorang diri. Seperti
biasa, ia mengamati perkembangan kondisi umat muslimin tanpa menunjukan dirinya
sebagai seorang amir ( ...alias menyamar !!!). ia melalui suatu daerah
perbukitan yang biasanya digunakan untuk mengembangkan domba.
Umar bertemu
dengan seorang anak yang sedang menggembalakan domba-domba yang jumlahnya cukup
banyak. Umar bertanya, “domba-domba miilik siapakah ini?” anak itu kemudian
menyebutkan nama majikannya dan ia menceritakan bahwa sehari-hari ia biasa
menggembalakan domba sejak pagi lalu sorenya domba-domba tersebut dikembalikan
ke kandangnya. Umar bertanya, “kelihatannya domba ini begitu banyak, apakah
pemiliknya mengetahui jumlah domba-domba yang dimilikinya?” anak itu menjawab,
“tidak, dia tidak mengetahuinya dan tidak terlalu memperhatikannya”. “kalau
begitu, bagaimana kalau aku beli saja domba ini seekor saja”, kata Umar sambil
menyebutkan jumlah uang yang akan dia berikan
kalau domba itu boleh ia beli (...harga yang ia tetapkan cukup mahal,
entah berapa kalau dihitung dengan kurs rupiah!!!). anak itu berkata,”tidak
bisa! Saya belum memberi tahu majikan saya!” umar berkata,” bukankah kalau hanya hilang satu dimba saja dari sekian
banyak domba ini tidak akan diketahui
oleh majikanmu. Sudahlah, jual saja domba itu kepadaku dan uang hasil penjualan
bisa engkau pakai sendiri! Bagaimana?” anak itu berkata,” lalu, kalau begitu
Allah dimana? Bukankah Allah Maha Melihat! Tidak, aku tidak akan menjualnya!!”
Umar pun tersenyum ketika mengetahui kejujuran anak tersebut, lalu ia pergi.
Esok harinya, anak gembala tersebut dipanggil untuk
menghadap Amirul mukminin. Alangkah kagetnya anak itu ketika ia melihat ternyata
orang yang ia temui kemarin adalah seorang amir, pemimpin kaum muslimin, hari
itu, umar menghadirkan kepada gembala itu sejumlah uang seharga seekor domba
atas kejujuran anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar